Menjadi Pemilih Cerdas Di Tengah Pandemi Covid 19, Demi Ngada Yang Lebih Baik

Lima Paslon Puas Debat Pilkada Ngada - Pos Kupang
Pos Kupang

 



Debat Terbuka Pasangan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Ngada sudah dilangsungkan pada 02 Oktober kemarin. Masyarakat pemilih sudah secara langsung maupun secara daring telah menyaksikan pemaparan visi-misi dari lima paket politik yang merupakan 10 putra terbaik orang Ngada.

Menyambut pesta akbar demokrasi Pilkada Ngada di tengah disposisi situasi wabah Virus Corona ini rupanya agak dilematis. Ditambah dengan perkembangan berita terakhir mengenai Virus yang kembali mengguncang Pulau Flores dengan beberapa wilayah kabupaten yang menjadi tempat diam yang empuk bagi lajur Virus ini.

Pertama, Apakah warga pemilih dapat dengan bebas dan aman serta terjamin mengikuti Pemilu tanpa ada bahaya penularan Virus dari Tempat Pemungutan Suara oleh karena tak bisa dihindarkan dari interaksi antara sesama warga dan para petugas penyelenggara? Poin ini bisa diperhatikan khusus untuk para pemilih di wilayah perkotaan. 

Kedua, Apakah dapat dijamin terciptanya Pemilu yang fair, tanpa tertsentuh oleh wabah kolusi dan nepotisme atau fraud (kecurangan), karena sudah tentu bahwa fungsi kepengawasan rakyat dalam perjalanan Pemilu agak terbatas oleh tuntutan situasi wabah ini. Ketiga, Di satu sisi Pilkada ini sangat dinanti-nantikan oleh semua masyarakat Ngada bagi kedatangan wajah pemimpin baru yang diharapkan bisa membawa Ngada kepada kemajuan. Membangkitkan kembali harapan masyarakat Ngada yang barangkali sudah lelap tertidur bersama nostalgia mimpi indah yang pernah mereka miliki hari-hari kemarin.

Di tengah disposisi situasi dilematis menyongsong Pemilu pada 09 Desember 2020, masyarakat Ngada tentu diharapkan untuk tetap mengikuti proses politik secara penuh meski Kampanye Terbuka dilangsungkan secara terbatas dengan ketentuan 100 orang bagi tiap calon yang hendak melakukan Kampanye Politik (Madia Indonesia, 23 September 2020).  Masyarakat Ngada yang cerdas dan rasional harus tetap aktif secara bebas personal untuk mengakses dan mengumpulkan informasi-informasi politik terkait Program visi-misi yang ditawarkan dari Lima Paket Politik yang dijagokan untuk maju pada Pemilu 09 Desember 2020 nanti, agar tidak tenggelam dalam arus politik rasial, sukuis, atau yang lebih fatal “ikut arus”. Memilih karena dipengaruhi oleh pemilih lain tanpa pengenalan dan pengetahuan secara benar tentang pilihannya.

Membaca realitas dan konteks masyarakat Ngada yang pada umumnya adalah masyarakat pedesaaan. Berdasarkan data tercatat 151 Desa (https://m.nomor.net) dengan kehidupan masyarakat yang pada umumnya menetap di kampung-kampung dengan akses komunikasi dan informasi daring yang terbatas.

Dari realita objektif ini, maka sangat diharapkan kerja ekstra dari KPU atau PPK di tingkat Kecamatan untuk menjalankan fungsi edukasi kepada masyarakat, yang hemat saya selain menjalankan tugas sesuai Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2017. Tentang; Sosialisasi, Pendidikan Pemilih Dan Partisipasi Masyarakat Dalam Pemilihan Gubernur Dan Wakil Gubernur, Bupati Dan Wakil Bupati, Dan/Atau Walikota Dan Wakil Walikota sebagaimana tertera pada Bab 1, Pasal 1, Nomor 10, bahwa: Kampanye Pemilihan yang selanjutnya disebut Kampanye adalah kegiatan menawarkan visi, misi, program Pasangan Calon dan/atau informasi lainnya, yang bertujuan mengenalkan atau meyakinkan Pemilih.

Dan Nomor 12, berbunyi; Pendidikan Pemilih adalah proses penyampaian informasi kepada Pemilih untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran Pemilih tentang Pemilihan (http://ngada.org/info-situs). Dan juga patut diperhatikan secara khusus untuk memenuhi kebutuhan Pemilih secara adil dan merata sebagaimana pada Bab II Pasal 4 Nomor 2 Perauturan KPU RI No 8 Tahun 2017 (ibid.,). Bahwasannya pemilih dengan kebutuhan khusus yang mencakup wilayah perbatasan, daerah terpencil, dll. harus juga mendapat sosialisasi dan atau pendidikan, pengenalan mengenai tawaran Program visi/misi dari para Paslon, agar para Pemilih kita dapat dengan sadar dan bebas menentukan Pilihan mereka atas dasar pilihan yang cerdas dan rasional karena mereka kenal dan tahu Pilihan mereka.

Masyarakat dengan kebutuhan khusus yang menjadi catatan penting di sini ialah, mereka yang jauh dari pusat kecamatan dan desa-desa, wilayah yang terisolir dari jaringan internet, listrik, dan transportasi umum, juga mereka yang berada di rumah-rumah tahanan (Rutan). Memang menjadi tantangan tersendiri bagi Petugas di tengah situasi wabah ini, tetapi adalah suatu kewajiban yang dilematis. Maka pendekatan face to face tidak bisa diabaikan di samping tetap memperhatikan disiplin protokoler kesehatan. Pendidikan Politik yang disalurkan kepada masyarakat juga hendaknya tidak berat sebelah, dan harus menjunjung tinggi sikap netralitas–transparansi sebagai lembaga yang memegang kepercayaan rakyat, populus dalam menjalankan fungsi edukasi ini.

Menjadikan Pemilih kita untuk cerdas dan rasional dalam menentukan pilihan pada Pilkada 09 Desember mendatang adalah cita-cita kita bersama. Masyarakat Pemilih harus tahu, memilih karena kenal. Tahu dan kenal harus mampu melampaui batas relasi sosial, kekeluargaan, sukuis, dan kedekatan psikologis kepada pengetahuan yang komprehensif akan kualitas pemimpin yang macam mana dan kapabilitas pemimpin pilihan mereka seperti apa yang baik dan responsif untuk memimpin Ngada lima tahun yang akan datang. Informasi Debat Terbuka pada 02 Oktober kemarin perihal pemaparan visi-misi dari lima Paslon terpilih untuk kontestasi politik Pilkada 09 Desember 2020 mendatang selain sebagian diakses dengan mudah melalui daring (channel Yotube, facebook, google, dll.), tetapi KPU juga harus mensiasati agar informasi itu bisa sampai kepada benak hati para Pemilih kita yang belum dan babhkan tidak mempunyai akses untuk menggunakan media komunikasi terkait.

KPU dan semua jajarannya hingga tingkat Desa harus realistis menanggapi situasi keterbatasan ini secara serius, agar pada puncak pesta demokrasi nanti semua rakyat Ngada bisa menentukan pemimpin yang berkualitas dalam berpikir untuk Ngada dan bekerja bagi Ngada dengan segala Potensi yang ada di Ngada demi membangun Ngada ke arah yang lebih baik. Menyimak salah satu kalimat ajakan Ketua KPU Ngada, Stanislaus Neke dalam sambutan Pembuka Debat Paslon Bupati dan Wakil Bupati di Aula John Tohm Bajawa pada 02 Oktober 2020 beberapa hari lalu, “Jadikan debat ini sebagai refrensi untuk memilih Bupati Ngada ke depan”. Maka hemat saya, apa yang didasari sebagai referensi ini harus mampu dan bisa menjangkau semua kelas dan kalangan masyarakat Pemilih sebagaimana diutarakan di atas.

Dalam hari-hari ini, suasana dalam panggung demokrasi Pilkada Ngada tentu sudah kian ramai dan menggetarkan rumah kita bersama. Mari hindari perilaku-perilaku provokatif yang tidak mendidik nalar kritis masyarakat dan dapat merusak cita rasa persaudaraan kita bersama sebagai saudara dalam Ngada. Jauhi sikap dan perilaku saling mencela, merendahkan yang lain demi  menjagokan yang satu untuk memborong partisipan. Sebagai Pemilih yang cerdas seharusnya lebih bijaksana dan adil dalam berpikir dan bertindak dalam ruang politik etis, berlaku dengan baik dan benar untuk Ngada yang lebih baik sebagai rumah kita bersama.

Pesta demokrasi adalah pesta kita bersama, pemimpin politik yang akan menang dalam pertarungan politik siapa pun itu adalah pemimpin kita dan untuk kita bersama. Maka, untuk menghindari segala perilaku desrtuktif dalam hari-hari menjelang Pilkada atau pun setelah Pilkada nanti, mari secara independent mengakses informasi-informasi yang terpercaya, benar, dan akurat dari para jargon politik mengenai apa yang mereka gagaskan dan buat nanti untuk Ngada lima tahun ke depan. Lakukan perbandingan atas gagasan mereka dengan realitas, konteks masyarakat Ngada secara menyeluruh, agar mampu memilih pemimpin yang responsif terhadap permasalahan-permasalahan bagi pertumbuh-kembangan Ngada ke arah yang lebih baik, merata, adail, makmur, dan maju sebagai rumah damai kita bersama.

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan Populer